Potensi Desa Mekarsari
Gula Merah
Gula Merah Yang Sudah Jadi
Bila dilihat dari profil Desa Mekarsari, kita ketahui bahwa kebanyakan lahan desa ini ditanami pohon kelapa untuk diproses menjadi gula merah. Kebanyakan penduduk desa ini beprofesi sebagai penyadap gula merah. Gula merah atau gula jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Bunga (mayang) yang belum mekar diikat kuat (tekadang ditekan dengan dua batang kayu) pada bagian pangkalnya sehingga proses pemekaran bunga menjadi terhambat.
Sari makanan yang seharusnya dipakai untuk pemekaran bunga menumpuk menjadi cairan gula. Mayang membengkak. Setelah pembengkangkan berhenti, batang mayang diiris-iris untuk mengeluarkan cairan gula secara bertahap. Cairan biasanya ditampung dengan timba yang terbuat dari daun pohon kelapa tersebut. Cairan ini kemudian dipanaskan dengan api sampai kental. Setelah benar-benar kental, cairan dituangkan ke mangkuk-mangkuk yang terbuat dari daun kelapa dan siap didistribusi. Gula merah sebagian besar dipakai sebagai bahan baku kecap manis.
Para penduduk mekarsari umumnya menyimpan gula merah yang sudah siap diproses di tempat yang dinamakan Ranting Bandar. Jika bahan baku sudah cukup banyak, maka para produsen bahan jadi dari Pangandaran, Kalipucang, dan Parigi akan mengambil bahan baku tersebut untuk diproses menjadi bahan jadi. Gula merah sebagai bahan baku ini tentu saja dapat dijadikan potensi Desa Mekarsari. Jika dipublikasikan dengan baik, investor akan sangat tertarik untuk langsung membeli bahan baku secara langsung dari desa ini.
Bila investor bersedia untuk membeli bahan baku secara langsung dari Ranting Bandar Mekarsari, tentu saja ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Akan menguntungkan pihak investor karena dana yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku bisa jadi lebih murah jika dibandingkan dengan membeli kepada penduduk Pangandaran, Kalipucang, maupun Parigi yang memproses ulang bahan baku yang diambil dari desa Mekarsari. Selain itu, dengan bahan yang belum diproses yang diterima para investor, maka perusahaan dapat mengolah bahan tersebut menjadi berbagai variasi. Pendudukpun akan mendapatkan keuntungan bila investor mau mengambil langsung bahan dasar dari Desa Mekarsari. Masyarakat tentu saja akan mulai dapat menaikan kemampuan ekonominya, dengan adanya mobil perusahaan yang lalu-lalang mengambil bahan dasar yang dihasilkan masyarakat, maka infrastruktur desapun akan secara perlahan membaik, seperti kondisi jalan, listrik, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang dibutuhkan perusahaan. Dengan begitu, bukan saja potensi gula merah yang akan maju tetapi juga potensi Desa Mekarsari yang lainnya, seperti bahan tambang dan pariwisata.
Hasil Tambang
Selain gula merah, Desa Mekarsari juga memiliki potensi bahan tambang. Emas, Mangan, Galena, Kalsit (kapur), Pasir Kuarsa(sebagai campuran untuk membuat semen) tersebar di lima dusun di Desa Mekarsari. Sampai sekarang belum ada investor yang mencoba untuk menggali hasil tambang tersebut, mungkin ini dikarenakan kurangnya usaha pemerintah untuk menarik perhatian investor akan hasil tambang yang tersedia di desa ini. Para pendudukpun belum berani untuk mengeksploitasi hasil tambang desa mereka sendiri karena belum keluarnya surat izin untuk mengambil hasil tambang yang tersedia. Sebenarnya hasil tambang sangat berpotensi untuk menghasilkan pendapatan yang besar bagi desa ini, membuka lapangan pekerjaan baru, dan menarik orang luar untuk turut membangun infrastruktur desa.
Pariwisata
Pariwisata juga dapat dijadikan potensi Desa Mekarsari. Dengan adanya sungai Cimedang dengan panjang lima ratus meter dapat dijadikan tempat olahraga arung jeram. Sungai ini dikenal penduduk memiliki arus liar yang akan sangat menantang bagi para pecinta arung jeram. Lagi-lagi yang menjadi kendala disini adalah para investor tidak mengetahui adanya potensi ini. Maka jika pemerintah dapat mempublikasikan potensi ini, maka akan menjadi keuntungan bagi penduduk Desa Mekarsari dan pemerintah. Tentu saja jika industri pariwisata disini dapat berkembang maka akan mendatangkan pendapatan juga bagi pemerintah. Jika potensi arung jeram dapat dikembangkan, tentu saja penginapan bagi para wisatawan harus dibangun, dengan begitu, sama dengan potensi lainnya, infrastruktur desa akan membaik dan akan menarik pendatang.
Kapulaga
Di beberapa dusun Desa Mekarsari juga mengembangkan Kapulaga. Kapulaga adalah sejenis buah yang sering digunakan sebagai rempah (bumbu) untuk masakan tertentu dan juga campuran jamu. Kapulaga terutama ditanam untuk buahnya, yang setelah dikeringkan diperdagangkan sebagai bumbu atau rempah. Pucuk kapulaga digemari sebagai lalap, baik mentah, dikukus, atau direbus. Dari bijinya diekstrak minyak asiri yang dimanfaatkan dalam industri parfum dan bahan pewangi. Bijinya juga digunakan sebagai bahan obat tradisional untuk menyembuhkan sakit perut, batuk, dan sebagai penguat tubuh setelah melahirkan. Air rebusan semua bagian tanaman diminum jika badan terasa lemas dan untuk meringanka sakit rematik. Rimpangnya yang ditumbuk dan dikeringkan dipakai untuk mengatasi demam dan sakit usus. Walaupun tidak sebanyak pohon kelapa yang dapat diambil sarinya untuk dijadikan gula merah, kapulaga juga bisa dijadikan potensi Desa Mekarsari untuk meningkatkan pendapatan desa ini.
Referensi : www.kampungcitelu.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda memberikan komentar tentang artikel kami. Kontribusi anda akan tertera di TESTIMONIAL Website kami. Salam dari Team Official & Operator www.survive-giezag.org