Rejeki, kata yang satu ini memang seru kalau diperbincangkan dan menjadi sebuah kata yang selalu dipikirkan setiap orang, sebuah kata yang selalu dicari oleh setiap orang bahkan selalu masuk dalam setiap doa-doa kita, benar kan? Ada orang yang mudah rejekinya, ada juga yang terkesan susah, apa yang membedakan dari orang-orang ini, apakah ketentuan Tuhan yang membuat rejekinya berbeda?Hmm, padahal Tuhan itu Maha Pemberi Rejeki kan. Lalu kenapa Tuhan tidak memberi rejekinya? Kalau saya melihatnya adalah, banyak orang yang sudah menakar sendiri rejekinya, banyak orang sudah membatasi sendiri takaran rejekinya. Takaran itu melalui sugesti yang masuk ke dalam PIKIRAN setiap orang.
Tadi sore ketika waktu berbuka puasa di hotel Majapahit,Surabaya, janjian dengan seorang teman waktu masih di kantor X tempat kerja saya dulu. Dia bercerita bahwa sekarang masih bekerja di kantor X, memang gajinya sudah lebih baik tetapi bingung juga karena pengeluarkan juga membesar, lalu teman saya ini sambil menikmati sajian buka puasa bertanya, “gimana sih biar rejeki saya besar fir seperti kamu sekarang, jadi melesat seperti ini, saya sudah kerja keras banting tulang tapi tetap aja saja habis untuk kebutuhan sehari-hari, buat jajan seperti sekarang saja kamu yang bayari”. Sambil tersenyum saya menjawab saja “apa niatmu kerja setiap hari”, teman saya ini menjawab “ya saya kerja untuk buat dapur ngebul dan sesuap nasi, yang penting barokah fir meskipun sedikit juga”. Nah dari apa yang dijawab teman saya ini, saya mengetahui bahwa sugesti itu yang membentuk takaran rejekinya.
“makanya kalau niat kerja itu jangan sesuap nasi, ganti jadi sebongkah berlian, juga yang barokah itu yang banyak lho” sambil tersenyum saya menjelaskan. Lalu sambil makan saya jelaskan sedikit tentang materi AMC kedia, tentang program pikiran, tentang rumus doa, teman saya manggut-manggut lalu bilang “bener juga kamu fir, tergantung saya ya”. Sama juga ketika sabtu kemarin saya ada kelas reguler Alpha Mind Control (AMC), ada seorang peserta yang memang niatnya pengen rejeki lebih baik, ingin penghasilan yang lebih baik. Mulutnya bicara seperti itu, tetapi setelah saya suruh isi quiz bakat kaya eh ternyata peserta ini memiliki sugesti yang takut terhadap uang, takut jadi kaya.
Mungkin anda tidak percaya kalau ada orang yang takut terhadap uang, takut jadi kaya. Kalau anda mempelajari AMC, maka anda pasti menyadari hal ini juga, banyak sugesti yang tersebar dimasyarakat yang justru memiskinkan, bahkan sugesti-sugesti yang terlihat bagus belum tentu membuat kaya. Daripada menyimpan sugesti, kerja demi sesuap nasi, bukankah lebih enak kerja demi sebongkah berlian, hehe, ngutip lagunya wali.
Sugesti masuk ke pikiran kita sebenarnya atas ijin kita sendiri, karena itu kita wajib memilih dan memilah sugesti mana yang nyaman, sugesti mana yang mengkayakan, sugesti mana yang membuat sukses. Ya, karena memang pikiran kita sepenuhnya adalah milik kita, jadi kenalilah pikiranmu, agar bisa mengontrolnya lalu memaksimalkan fungsinya. Hati-hati ya dengan sugestimu, karena sugestimu yang menentukan takaran rejekimu, dan Tuhan pasti memberikan dirimu rejeki sesuai dengan takaranmu. Kalau ingin mengubah kualitas rejekimu maka mulailah dengan mengubah Pikiranmu. Hidupmu dan rejekimu tergantung dengan sugesti-sugesti yang ada dalam PIKIRANmu.
Sugesti itu memiliki kekuatan yang netral, bisa memperkecil rejeki seseorang atau bisa memperbesar rejeki seseorang.
Sumber : www.kekuatansugesti.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda memberikan komentar tentang artikel kami. Kontribusi anda akan tertera di TESTIMONIAL Website kami. Salam dari Team Official & Operator www.survive-giezag.org